STUDIUM GENERALE KU 4078, KULIAH UMUM DANSESKOAL KEPADA MAHASISWA ITB

Bidikfakta.com- Seskoal, 16 Oktober 2019, -- Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., memberikan kuliah umum dengan judul "Teknologi Peperangan Laut Modern" kepada lebih dari 600 Mahasiswa S1,S2 dan S3 dari berbagai Fakultas dan Program Studi Institut Teknologi Bandung (ITB) di Aula Barat ITB, Jalan Tamansari No. 64, Bandung, Rabu (16/10).

Kuliah Umum tersebut dihadiri Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., Kepala Pusat Teknologi Pertahanan dan Keamanan ITB Jarot, beberapa dosen ITB, antara lain Alhilal Furqan M.Sc., Ph.D, Dr. Umar Khayan ST. M.T,  Dr. techn. M. Zuhri Catur, Wawan Dewanto Ph.D, serta Dosen Manajemen Strategik sekaligus Pgs. Direktur Pengkajian dan Pengembangan – Dirjianbangdik Seskoal Kolonel Laut (S) Dr. Asep Iwa Sumantri, S.E., M.M., dan Dosen Seskoal Kolonel Laut (KH) Dicky  Dharwaly.

Dalam kuliah umum tersebut, Laksamana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., menjelaskan tentang globalisasi melahirkan teknologi persenjataan yang merubah paradigma berpikir prajurit militer dalam peperangan laut modern dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi era Revolusi Industri 4.0 pada satu sisi berpengaruh positif pada peradaban manusia dan pada sisi lain berdampak negatif pada perkembangan teknologi perang jenis baru yang mengkhawatirkan kelangsungan hidup suatu negara. Militer harus melakukan perubahan dengan melakukan peningkatan kualitas SDM yang mampu mengelaborasi ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi informasi sehingga dapat menyesuaikan dengan kemajuan peperangan laut modern dalam lingkup strategis global.

Menurut Danseskoal, peperangan laut modern harus diimbangi oleh perubahan pada sumber daya manusia angkatan laut yang berperan sebagai inisiator dan pemimpin perubahan berkelanjutan (Sustainable Leader Of Change), membentuk proses serta budaya secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan. Peperangan konvensional yang melibatkan militer dengan militer seketika dapat menjadi perang sipil yang tidak mengenal batas wilayah, tidak menjunjung norma dan etika perang, tidak mengenal batas waktu dan bisa terjadi kapan saja serta di mana saja, dan dilakukan oleh siapa saja. Peperangan modern yang selalu diawali dengan perang informasi dan penyebaran isu sebagai bentuk perang urat syaraf (Psy War) lalu membentuk opini yang meresahkan dan membingungkan masyarakat di suatu kelompok, wilayah bahkan negara. Peperangan modern bertujuan sangat sederhana yaitu mengalahkan dan menguasai. 

Lebih lanjut dikatakan, untuk menghadapi perang modern di negeri kita, Indonesia harus menyiapkan setiap warga bangsa termasuk mahasiswa untuk memiliki penguasaan teknologi 4.0 meliputi antara lain teknologi digital, big data, otomatisasi dan artificial intelligence disertai kesiapan SDM unggul yang memiliki kemampuan berpikir global, inovatif, kreatif dan berkarakter. Dengan kemampuan teknologi yang dilandasi integritas yang kuat dalam membangun persatuan yang kokoh, saling menjaga dan melindungi serta tidak mudah terhasut atau terpengaruh isu-isu menyesatkan.  Jadilah bangsa yang dewasa dan cerdas, bangsa yang memiliki kesadaran penuh terhadap nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.

"Mahasiswa merupakan sumber daya manusia yang memiliki diversitas yang cukup besar untuk menjadi pemimpin perubahan atau "Leader Of Change" yaitu pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh untuk mencapai tingkat intelegensi yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian visi dan misi organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seoarang pemimpin yang terus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi di era Revolusi Industri 4.0," tegas Danseskoal.

Posting Komentar

0 Komentar