Pedagang Kali Lima di Pasar Baru Jakpus Beralih Menjual Masker Untuk Mendapatkan Penghasilan

foto:ilustrasi/ist

Jakarta-Bidikfakta.com, Sejumlah pedagang kaki lima yang sehari-hari berjualan di Pasar Metro Atom Pasar Baru, Jakarta Pusat beralih menjual masker untuk tetap mendapatkan penghasilan di tengah pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19.


Heru (38), sehari-hari berjualan tas saat ditemui, beralih menjual masker yang kini mulai ramai dicari masyarakat sejak ada imbauan pemerintah tentang kewajiban memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Rabu(8/4/20).


"Jualan tas stop sementara ini karena enggak ada yang beli, sekarang jualan masker dulu," kata Heru.


Menurut Heru, sudah tiga pekan ini mengalihkan usaha menjual masker demi mendapatkan penghasilan untuk membiayai rumah tangga.


Heru tidak sendiri, ada sekitar 10 pedagang masker lainnya yang berjualan di pinggiran jalan Pasar Metro Atom, Pasar Baru.


"Lumayan dari pada tidak ada penghasilan sama sekali, sehari bisa laku delapan sampai 10 masker," katanya.


Harga masker yang sebelum wabah Corona dijual Rp 5.000 kini dihargai Rp10 ribu. Ada juga masker scuba dibandrol Rp15 ribu.


Masker kain yang dijual dengan beragam model dan motif, serta warna yang menarik. Harga maksimal masker Rp15 ribu.


Masker-masker tersebut dipesan oleh pedagang dari salah satu konveksi yang ada di wilayah Jakarta. Pemesanan diharuskan minimal 2 lusin atau sekitar 24 lembar, kurang dari itu tidak dilayani.


"Selama dagang saya sudah pesan tiga kali, berarti ada enam lusin," katanya.


Menurut Heru, jika dibandingkan penghasilan dari jualan tas sebelum wabah COVID-19 dengan menjual masker jauh berbeda.


Dia mengibaratkan, selama 10 tahun jualan tas sehari bisa makan ayam, kini dengan berjualan masker sehari hanya bisa makan tempe.


"Ya kalau dibandingkan jauh lah, pendapatan saya menurun 80 persen. Kalau diibaratkan, jualan tas sehari bisa makan ayam, kalau masker sehari cuma bisa makan tempe," kata Heru.


Hal senada juga dirasakan oleh Aris(42) pedagang masker lainnya. Ia merasa sejak ada imbauan wajib menggunakan masker kain untuk warga beraktivitas memberi angin segar buat pedagang untuk mendapatkan penghasilan.


"Terbantu juga dengan imbauan pemerintah, tapi ya gitu kadang masyarakat belinya banyak maunya, masker yang buat hijablah, masker ini lah, jadi penjualan juga enggak ramai-ramai amat, tapi ada," kata Aris yang sehari-hari dulunya berjualan ikat pinggang.


Tetap berjualan di tengah pandemi dan imbauan pemerintah untuk menjaga jarak sosial juga menimbulkan rasa khawatir di pedagang.Red-Wst/ist.

Posting Komentar

0 Komentar