Hong Kong : Penjualan Makanan-Minuman Asal Indonesia Saat Pandemi Relatif Stabil

foto:ilustrasi/ist

Jakarta-BidikFakta.com, Penjualan makanan dan minuman asal Indonesia di Hong Kong relatif stabil saat pandemi COVID-19.

Hal itu terungkap dalam pertemuan tim Ekonomi Keuangan dan Perdagangan Konsulat Jenderal RI di Hong Kong dengan Chi Shing (Golden Coconut) Trading Co Ltd.

Saat bertemu dengan pihak Chi Shing, tim Ekudag mendapati produk makanan dan minuman Indonesia ternyata tidak mengalami penurunan penjualan di tengah pandemi COVID-19 ini, demikian pernyataan KJRI Hong Kong, Kamis (7/5/20).

Bahkan produk adonan kue asal Indonesia mengalami lonjakan permintaan pasar hingga kekurangan stok di sejumlah pasar di Hong Kong.

"Permintaan pasar meningkat tiga kali lipat dibandingkan biasanya," kata salah seorang wakil dari Chi Sing.

Berdiri sejak tahun 1991, Chi Shing menjadi salah satu distributor terbesar yang mengimpor barang dan produk makanan serta minuman Indonesia ke Hong Kong.

Produk-produk Indonesia itu menembus pasar swalayan berjaringan besar di Hong Kong, seperti Parknshop, Wellcome, Aeon, Yamata, dan Best Mart 360.

Selain itu, Chi Shing juga memasok produk-produk tersebut ke toko-toko Indonesia, jaringan restoran, toko roti, dan hotel di seluruh wilayah Hong Kong.

Tsuen Wan, Sham Shui Po, dan Kwun Tong merupakan tiga kawasan di Hong Kong dengan tingkat konsumsi produk Indonesia terbesar.

"Walaupun masih dalam situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini, kami berkomitmen untuk memastikan arus produk nasional ke Hong Kong berjalan lancar," kata Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong Ricky Suhendar kepada Wartawan.

Menurut dia, hal itu penting untuk menjaga dan memperluas eksistensi sekaligus penetrasi produk Indonesia di Hong Kong yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan warga negara Indonesia, melainkan juga untuk memperkenalkan dan membiasakan masyarakat lokal dan asing di Hong Kong menggunakan produk Indonesia.

Saat ini terdapat lebih dari 400 toko Indonesia tersebar di seluruh Hong Kong yang menjadi kanal penjualan produk-produk Indonesia.

Ricky berharap jumlah toko tersebut dapat ditingkatkan lagi mengingat potensi pasar yang masih terbuka.

"Namun demikian, hal itu perlu mendapatkan dukungan pasokan yang stabil dari Indonesia, khususnya produk-produk UMKM nasional yang hingga saat ini kerap menemui kendala terkait kendali mutu dan pemenuhan perizinan serta persyaratan administrasi ekspor," ujar Konjen. Red-Dewi/ist.

Posting Komentar

0 Komentar