Lelang Durian Cumasi tembus 10jt satu butir

Bogor - bidikfakta.com, Ya 10 juta rupiah harga untuk satu butir durian Cumasi, sangat fantastis untuk harga durian satu butir yang hanya sekitar 2.2kg. Namun itu sangat kecil nilainya dibandingkan apa yang sudah di hasilkan oleh Pohon Induk Tunggal Durian Cumasi yang kini sudah mati, lapuk tak berdaya. 

Durian Cumasi atau dikenal dengan nama Tai Babi atau Namlung, dari nama pemilik pertama Chang Nam Lung yang diwariskan kepada Chang Cong Nen merupakan salah satu durian yang memberikan kontribusi yg signifikan terhadap perdurianan nusantara khususnya bagi masyarakat Bangka. Disetiap musim selalu dinantikan para penikmatnya meski di banderol dengan harga yang cukup tinggi. 

Nama harumnya seharum aroma khas dari durian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bangka. Banyak yang sudah menanam dan sudah mulai menjadi komoditas karena penikmatnya semakin hari semakin bertambah. 

Disisi lain sangat miris terjadi pada pohon induk tunggal (PIT), kondisinya sudah mati dan lapuk sehingga induk dari kebanggaan masyarakat bangka sudah tidak bisa menghasilkan manfaat bagi pemiliknya yang juga perlu mendapat perhatian khusus.

Forum durian adalah cikal bakal terbentuknya Perkumpulan Penggiat Durian Indonesia mengadakan kegiatan charity berupa lelang durian Cumasi merupakan hibah dari Pak Haji Nur Hulis pemilik kebun durian Lagon Tani dari Air Belo, Bangka Barat. Didukung juga oleh Pondok AW, Arga Tani, Dayang Nursery & Garden dan PT Agro Zea Sontara.

Program lelang charity ini diinisiasi oleh bang Arief ErHa bersama kelompok tani yang melihat apa yang terjadi dengan PIT (Pohon Induk Tunggal) dan pemilik yang keadaanya sangat timpang dengan ketenaran dan keharuman nama durian Cumasi, menjadi prihatin dan ingin memberikan sesuatu kepada Pak Chang Cong Nen pemilik PIT durian Cumasi sebagai tanda terimakasih perwakilan masyarakat bangka pada khususnya dan seluruh penikmat durian pada umumnya. Semoga kedepanya tetap terus ada apresiasi yang berkesinambungan kepada pemilik PIT durian Cumasi yang telah memberikan jasa yang luar biasa terhadap perdurianan Nusantara. Hasil lelang seluruhnya akan diberikan kepada pemilik PIT durian Cumasi.

Lelang diadakan melalui live di sosial media didalam group facebook yang bernama Forum Durian selama kurang lebih 2 jam dari pukul 20:00 hingga 22:00 WIB langsung dari kebun pondok aw paritiga bangka barat,  Lelang dibuka dengan harga 700 ribu rupiah untuk satu butir durian Cumasi seberat 2.2kg dengan biding kelipatan 50 ribu rupiah. 

Lelang berlangsung sangat seru, saling berkompetisi dari berbagai daerah peserta lelang, hingga pada akhirnya dimenangkan oleh bapak Fondy Hidajat dari Bangka, Pangkal Pinang senilai 10 juta rupiah. Mungkin merupakan kebanggaan bagi beliau sebagai orang Bangka yang ingin juga memberikan apresiasi terhadap pemilik PIT durian Cumasi. Disamping itu ada juga seorang donatur yang bernama Pak Yance Salim ingin ikut memberikan apresiasi terhadap pemilik PIT dengan memberikan donasi senilai 2 juta rupiah secara langsung. Serta sebelumnya dari kelompok tani sudah memberikan donasi sebesar 2 juta rupiah juga. Sehingga total yang diterima oleh pak Chang Cong Nen sebesar 14 juta rupiah. Memang tidak seberapa dibandingkan apa yang sudah dihasilkan oleh durian Cumasi ini, namun semoga bisa bermanfaat untuk beliau sang pemilik pohon induk tunggal durian Cumasi yang tidak se tenar durian nya.

Forum Durian melalui Perkumpulan Penggiat Durian Indonesia yang di ketuai oleh kang Lukmanul Hakim memiliki salah satu visi misi untuk bisa menyeleksi varietas-varietas unggul durian asli nusantara untuk dikembangkan dan akan melakukang uji multi lokasi dengan membagikan bibit secara gratis ke berbagai wilayah di Indonesia untuk menguji pertumbuhan dan kualitas buah hasil turunan dari PIT yang sudah di seleksi kualitasnya, agar kelak menjadi referensi varietas-varietas durian Indonesia yang layak dikembangkan. Harapanya Indonesia kelak memiliki varietas-varietas unggulan yang dapat menjadi kebanggaan negeri yang kita cintai.

Salam Penggiat Durian Indonesia

(Sri Haryo Bimo)

Posting Komentar

0 Komentar