Lebak Banten - bidikfakta.com, BIOGRAFI K.H ZAINUDDIN AMIR
1. Profil K.H Zainuddin Amir
KH Zainuddin Amir atau Zainuddin Amir merupakan ulama kelahiran Serang, 28 April 1960.
Zainuddin merupakan putra kedua dari 5 bersaudara, dari pasangan Amiruddin dan Siti
Jariah.
Dari garis keturunan sang ayah, Zainuddin merupakan keturunan Sultan Maulana
Hasanuddin. Selain keturunan Sultan, beliau juga merupakan keturunan Tokoh AlKhairiyyah yang mensyiarkan Islam di Banten.
2. Pendidikan KH Zainuddin Amir
Zainuddin, sedari kecil tinggal berdampingan di lingkungan pesantren tradisional. Di sana, ia
belajar dasar-dasar Islam dari pondok pesantren
Kubangwelut, Cilegon.
Menginjak usia 19 tahun, Zainuddin melanjutkan pendidikan ke IAIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten. Lima tahun berselang, Zainuddin memperistri Dra. Hj. Mamay
Rohmayati yang merupakan putri dari Kiai Masjuman.
3. Peran dan Perjuangan KH Zainuddin Amir
Tak hanya dikenal sebagai ulama yang ahli di berbagai bidang ilmu, KH Zainuddin juga
dikenal sebagai pejuang yang gigih dalam membela agama dan bangsa. Beliau turut
memperjuangkan hak Pendidikan bagi warga Baduy.
Perjuangan K.H Zainuddin terlihat ketika ia hadir di tengah masyarakat Baduy dari pintu-ke
pintu untuk mengajarkan wawasan dan pengetahuan kepada warga suku terasing, yakni Suku
Baduy Muslim.
Baduy Muslim ini sebenarnya lahir setelah adanya program pemukiman Baduy yang
dilakukan pemerintah pusat melalui Departemen Sosial sekitar awal 80-an. Pelopor
pemukiman Baduy ini adalah Haji Samin (alm), seorang asli Baduy. Mereka diberi
pemukiman berupa rumah, lahan pertanian seluas 1,5 hektar serta diberi ketrampilan bertani
selama kurun waktu 5 tahun. Setelah itu pembinaan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak.
Pada tahun 1986 seorang K.H Zainuddin datang berdakwah dari pintu ke pintu melalui hutan
belantara daerah Baduy. Pada tahun itu pula di bangunlah sebuah masjid dan balai
pengobatan yang didanai oleh Kuwait melalui Muhammadiyah. Masjid tersebut sekarang
masih berdiri di lingkungan yang sekarang menjadi Pondok Pesantren Modern Sultan
Hasanuddin. Sebenarnya beberapa bulan setelah datang berdakwah, datang pula beberapa
da'i kiriman dari Al-Wasliyah dan Departemen Agama. Sayangnya mereka tidak ada yang
bertahan.
Setelah hampir 10 tahun berdakwah di tengah – tengah masyarakat Baduy yang terkenal
tertutup dengan berbagai rintangan yang dihadapi. Dari tahun 1986 sampai dengan tahun
90an lahirlah anak-anak muslim Baduy. Kala itu diantara mereka satu demi satu memiliki
keyakinan untuk berpindah agama dari keyakinan sunda wiwitan ke Agama Islam (Muallaf
atau disebut juga dengan Muslim Anyar), diperkirakan jumlah mereka saat itu +/- 4.000
warga Baduy Muslim. pada tahun 1995 mulai dibangun Pondok Pesantren Modern Sultan
Hasanuddin yang berdiri di tengah-tengah salah satu kampung pemukiman Baduy. Di
Pondok Pesantren inilah beberapa anak Baduy dibina dan dididik hingga saat ini. Dari hasil
binaan kami banyak yang menjadi pejabat daerah, dosen, tokoh masyarakat, pengusaha dan
lain sebagainya.
Selain partisipasinya dalam ajaran Islam dan pendidikan, KH Zainuddin juga turut menjadi
ketua Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Prov. Banten dan ketua Forum Komunikasi Pondok Modern (FKPM) dan Direktur Magrib Mengaji.
(Indra Gunawan Rawe/Arifin)
0 Komentar