APVI : Mengimbau Pengguna Rokok Elektrik Sering Membersihkan Disinfektan, Cegah COVID-19

foto:ilustrasi/ist

Jakarta-Bidikfakta.com, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto mengimbau para pengguna agar rokok elektrik sering membersihkan dengan disinfektan.

"Kepada para pengguna rokok elektrik kami meminta untuk mengikuti aturan seperti physical distancing, isolasi diri, dan karantina wilayah, serta menggunakan produk secara bijak, seperti tidak menghembuskan uap kepada orang-orang di sekitarnya, selalu cuci tangan sebelum menggunakan produk tersebut, dan rutin membersihkan rokok elektriknya dengan disinfektan," katanya pada informasi yang dilansir dari ANTARA di Jakarta, Minggu(12/4/20).

Ia mengatakan masyarakat Indonesia saat ini tengah berada dalam posisi yang tertekan baik secara fisik dan psikologis seiring masifnya penyebaran COVID-19. Oleh karena itu penyebaran informasi yang tidak valid hanya akan semakin memperkeruh suasana.

Terkait informasi bahwa pengguna rokok elektrik lebih rentan terinfeksi COVID-19, Aryo mengatakan perlu ada kajian ilmiah yang menyeluruh dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan, seperti pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha. Harapannya, hasil dari penelitian tersebut komprehensif sehingga menciptakan informasi yang akurat bagi publik.

Peneliti Senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Prof Achmad Syawqie juga menyatakan bahwa kajian ilmiah yang dilakukan di luar negeri sejauh ini lebih fokus terhadap rokok, ketimbang rokok elektrik.

"Karena rokok menyebabkan permasalahan terhadap paru-paru dan organ vital lainnya, para peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik juga sama dengan perokok, yaitu lebih mudah terpapar COVID-19," kata Syawqie.

Sebelumnya, dalam laporan Scientific American pada 17 Maret lalu menyebutkan bahwa meskipun belum banyak penelitian yang menyelidiki hubungan ini secara khusus, banyak bukti menunjukkan bahwa merokok menekan fungsi kekebalan di paru-paru dan memicu peradangan. Adapun terkait dengan rokok elektrik dan COVID-19, penelitiannya belum ada. Red-Wst/ist.

Posting Komentar

0 Komentar