foto:ilustrasi/ist
Jakarta-Bidikfakta.com, Kantor Staf Presiden RI meluncurkan layanan bantuan konsultasi psikologi untuk sehat jiwa atau SEJIWA untuk membantu menangani potensi ancaman tekanan psikologi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Peluncuran layanan tersebut dilakukan melalui video conference yang diikuti sejumlah pihak, seperti Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkominfo Jhonny G Plate, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmavati, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, Kementerian Kesehatan, Dirut Telkom, Himpunan Psikologi Indonesia, serta penyintas kasus COVID-19 pertama.
Layanan SEJIWA ini sangat penting karena masyarakat saat ini menghadapi situasi tidak menentu akibat pendemi COVID-19 dan diperburuk dengan media sosial (medsos) yang kadang menyesatkan, sehingga kita harus mengambil inisiatif," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam peluncuran SEJIWA di Jakarta, Rabu (29/4/20).
Moeldoko mengatakan inisiatif Kantor Staf Kepresidenan (KSP) memberikan layanan psikologi kepada masyarakat, sebelumnya sudah disampaikan dalam Rapat Terbatas bersama Presiden RI Joko Widodo. Saat itu Presiden langsung menyetujui inisiatif KSP tersebut hingga akhirnya SEJIWA diluncurkan.
Moeldoko menyampaikan ancaman tekanan psikologi dibuktikan dengan banyaknya jumlah aduan kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan.
Berdasarkan data dari lembaga bantuan hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK), selama 16-30 Maret 2020 terdapat 59 kasus kekerasan perkosaan, pelecehan seksual, dan pornografi daring. Di antara kasus tersebut, 17 kasus diantaranya kasus kekerasan dalam rumah tangga dan hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia.
Sekjen PBB Antonio Guterres tanggal 5 April 2020 menyatakan bahwa meningkatnya tekanan sosial dan ekonomi akibat pandemi COVID-19 telah menyebabkan meningkatnya kasus KDRT pada perempuan dan anak-anak," ujar Moeldoko.
Dia menyampaikan berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, persoalan COVID-19, 20 persen merupakan persoalan kesehatan, sedangkan 80 persen lainnya merupakan persoalan psikologi. "Kalau masyarakat tidak bisa menjaga psikologi mereka sendiri, ada kecenderungan imunitas menurun, yang menyebabkan orang terkena COVID-19 dan pada akhirnya menjadi lemah," papar Moeldoko.
Moeldoko mengatakan kewaspadaan sangat diperlukan dalam menghadapi COVID-19, namun ketakutan, kecemasan dan stres harus dihindari. "Sebagai langkah nyata mitigasi persoalan tersebut, KSP menilai layanan psikologi nasional kepada masyarakat yaitu SEJIWA perlu ada. Pada kesempatan ini saya berterima kasih semua pihak," ujar Moeldoko.
Dia mengatakan layanan SEJIWA diberikan sebagai bentuk nyata bahwa negara hadir untuk menjaga warganya, salah satunya untuk menjaga kesehatan jiwa melalui layanan konseling dan edukasi terhadap masyarakat yang terdampak COVID-19.
Maka, hari ini kami luncurkan SEJIWA. Harapannya dengan nama SEJIWA ini masyarakat bisa memiliki satu jiwa dan semangat sama untuk saling bergotong royong satu sama lain melawan pandemi COVID-19," tuturnya.
Dia mengatakan layanan bantuan psikologi SEJIWA dapat diakses seluruh masyarakat dengan menghubungi hotline 119 ext 8, dimana sebelumnya layanan hotline 119 juga sudah dimanfaatkan untuk memberikan layanan konsultasi masyarakat seputar COVID-19. Red-Bimo/ist.
0 Komentar