Mau Dikejar Uang? Berikut Caranya di Kupas Tuntas Bersama Tokoh Masyarakat Akademis Asal Nias Dr. Yusman Dawolo

Penulis: Dr. H.C, Yusman Dawolo, M.Kom.I

Nias - bidikfakta.com, Uang sangat penting untuk dimiliki dalam jumlah yang banyak, dan berada dalam genggaman. 

Walaupun uang bukanlah tujuan hidup, tapi uang  adalah sarana untuk mencapai tujuan kehidupan, agar bahagia didunia dengan makmur dan sejahtera, dan bahagia diakhirat.

Atau agar hidup Kita tidak menderita didunia, hidup serba kekurangan, dan tidak miskin permanen, atau terlepas dari jeratan kemiskinan.

Uang adalah segala-galanya, karena untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan Kita didunia ini, semua membutuhkan uang. Betul ???. 

Mau makan butuh uang, mau menyekolahkan anak-anak butuh uang, mau beli mobil yang bagus butuh uang, mau bangun rumah yang mewah dan luas butuh uang, mau ibadah ketanah suci butuh uang. 

Mau kuliah butuh uang, mau menikah butuh uang, mau berobat butuh uang, termasuk mau membangun Kota Gunungsitoli menjadi kota yang maju juga butuh uang. 

Semakin punya uang banyak, semakin hidup terasa bahagia, dan bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat untuk kehidupan banyak orang.

Bukan sebaliknya, menjadi beban bagi orang tua, saudara, tetangga dan teman. Menjadi sumber masalah bagi hidup orang lain. Karena tidak punya uang.

Namun, jangan mengejar-ngejar uang, karena uang semakin dikejar, ia akan semakin lari dan menjauh. 

Jangan juga bekerja untuk mencari uang, tapi bagaimana agar uang bekerja untuk Anda, menghasilkan uang lebih banyak lagi dan lagi, tentu dengan cara yang baik dan halal. Kita yang harus dikejar-kejar oleh uang. 

Pertanyannya, bagaimana agar Anda dikejar-kejar oleh uang?. 

Salah satu rahasia utamanya adalah, Anda harus berpikir positif terhadap uang, memiliki money mindset yang benar. 

Maksudnya bagaimana?. 

Anda harus berpikir bahwa memiliki uang dalam jumlah yang banyak itu sangat baik adanya. Memiliki banyak uang itu diakhirat akan lebih cepat masuk surganya. 

Memiliki uang yang banyak bisa membahagiakan orang tua, mertua, istri dan anak-anak. Memiliki uang banyak bisa menyumbang kepada mereka yang lemah ekonomi, membiayai sekolah anak-anak yatim, memberi makan fakir miskin.

Banyak uang bisa menyekolahkan anak-anak ke sekolah yang berkualitas, bisa membelikan rumah yang bagus, nyaman dan luas buat anak-anak dan istri. 

Bisa menyumbang untuk membangun tempat-tempat ibadah, membangun sekolah, membangun rumah sakit, yang bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara.

Jadi kalau ingin dikejar-kejar uang, Anda harus memiliki prasangka yang baik terhadap uang, terlebih jika uang digunakan untuk tujuan yang mulia. 

Jangan justru berpikir negatif terhadap uang, itu  akan membuat uang sulit Anda daptkan. Uang bahkan menjauh kabur dari Anda, dan hidup Anda akan menjadi susah, dan serba kekurangan.

Seperti memandang uang sebagai musuh, sesuatu yang jahat, uang akar dari semua masalah. Uang sebagai sumber bencana, uang tidak bisa dibawa mati, uang membuat orang jadi sombong, orang kaya itu serakah, dsb. 

Pikiran pikiran negatif seperti ini harus dibuang, jika ingin dikejar-kejar oleh uang. 

Selain bepikir postif terhadap uang juga Anda harus memilki nilai tambah, diri Anda harus punya kelebihan, daya tarik, yang membuat Anda pantas dikejar-kejar oleh uang. 

Seperti untuk mendapatkan kupu-kupu bukan dengan cara mengejarnya. Itu sulit dan kupu-kupunya akan semakin terbang tinggi dan menjauh. 

Tapi buatlah taman, sediakan bunga-bunga yang indah. Saat taman bunga itu ada, maka dengan sendirinya banyak kupu-kupu berdatangan mendekat, mengejar, sehingga Anda dengan mudah menagkapnya. 

Dan taman itu adalah diri Anda, Anda adalah magnetnya. Pola pikir positif Anda terhadap uang dan ditambah diri Anda yang memilki add valuei, nilai tambah, saya yakin uang akan-mengejer-ngejar Anda.

Saya sudah membuktikannya, sekarang giliran Anda. 

Saya doakan, Anda yang membaca ini Tuhan berikan harta yang berlimpah, dikejar-kejar uang, dan mendapatkan rezeki yang terus-menerus mengalir. Aamiin...

Ya'ahowu

Penulis: Dr. H.C, Yusman Dawolo, M.Kom.I

Posting Komentar

0 Komentar