LEBIH BAIK SALAH MENCINTAI DARI PADA SALAH MEMBENCI

```Oleh:``` Endang Yusro
_(Kepala SMA Muhammadiyah Kota Serang)_

Serang - bidikfakta.com, 20 Juli 2024 Akhir Pekan (Sabtu, 20/7/2024) saat kami Tim Pengembangan SMA Muhammadiyah Kota Serang berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Hubbul Qur'an pimpinan K.H. Muhammad Hatta yang beralamat di Perumahan Citraland Putih, Kota Serang - Banten.

Kami bertiga dari Tim Pengembang Sekolah yang seminggu sebelumnya mengadakan``` _"Time Schedule"_ ```untuk bisa bertemu dengan Pak Kiai dijadwalkan agar bisa sampai ke Ponpes sebelum jam 7 karena setelahnya akan mengisi jadwal pengajian di tempat lain.

Merasakan begitu padatnya jadwal Pak Yai, membuat kami mesti pandai-pandai menyiasati waktu yang singkat tersebut. Jadwal bertemu dengan Pimpinan Ponpes Hubbul Qur'an yang sudah di infokan melalui Grup Sekolah dan Grup Pengembang, malam hari sebelum jadwal pertemuan (malam Sabtu) kami 'share" ulang.

Dan untuk memastikan teman Tim Pengembang yang akan ikut menghadiri pertemuan pagi harinya, ba'da shalat subuh kami share sekali lagi.``` _"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Menindaklanjuti acara pertemuan dengan Pimpinan Ponpes Hubbul Qur'an yang sedianya jam 7 Pak Kiai bisa ditemui, maka kami berharap semoga Bapak/Ibu (dengan menyebut nama untuk menambah kedekatan 😄🤭) untuk bisa kumpul di Perguruan* pada jam 6:30. Demikian terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya."_

```Keterangan tanda (*), yaitu Perguruan adalah sebutan untuk Majelis Pendidikan di Muhammadiyah.

Alhamdulillah penulis sampai di Perguruan tepat jam 7:00 kemudian 2 menit dan 3 menit disusul teman tim yang lainnya. Setelah bertemu di titik kumpul, sekita jam 6:35 kami, Tim Pengembang sekolah berangkat menemui Pimpinan Ponpes Hubbul Qur'an, K.H. Muhammad Hatta dengan menggunakan jasa mobil Pak Sardiyanto salah, satu guru senior di SMA Muhammadiyah Kota Serang yang menolak uang pengganti operasional kegiatan Akhir Pekan ini.

Pak Sardiyanto adalah guru pensiunan ASN yang berniat mengabdikan sisa hidupnya di dunia Pendidikan Muhammadiyah. Alhamdulillah darinya kami banyak memperoleh ilmu bagaimana mengelola sekolah, karena Pak Yanto (begitu pensiunan ini biasa dipanggil) pernah menjabat kepala sekolah.

Darinya juga kami memperoleh ilmu kedisplinan, loyalitas yang biasa diterapkan dalam keluarganya yang punya kultur Jawa. Namun begitu ada beberapa selentingan yang dianggap negatif tentang dirinya.

Penulis yang baru mengelola SMA Muhammadiyah mendengar beberapa berita negatif tentang sosok Pak Yanto, namun tidak terlalu menanggapi. Penulis hanya menanggapi, kita lihat saja nanti dan semoga kelak tidak akan lagi terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.

Terkadang juga penulis melerai, biasa orang yang sudah senior itu ada rasa ingin dihargai, dan itu manusiawi. Banyak atasan, kepala bagian, kepala dinas, bupati, gubernur yang nge-drop karena merasa sudah tidak ada yang menghargai. 

Dan manusiawi juga jika seseorang yang sudah tua itu sifatnya akan kembali seperti anak-anak, yang keinginannya minta dituruti. Sebagaimana dalam Firman Allah S.W.T. dalam Surah Yasin,``` _"Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian-(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?"_ (QS Yasin : 68)

```Tepat jam 7:45 kami sampai di tempat yang kami tuju, yakni Pondok Pesantren Hubbul Qur'an. Tempatnya tidak besar dan hanya berdiri bilik-bilik bambu yang dianyam sebagai kamar santri, dan ditengahnya ada bangunan lebih luas yang berlantai dan bertembok bata. 

Bangunan yang digunakan saat pertemuan dengan kami, Tim Pengembang SMA Muhammadiyah Kota Serang ini sepertinya yang digunakakan untuk belajar atau kajian dan sima'an (setoran hafalan Al-Qur'an) para santri Ponpes Hubbul Qur'an.

Pada bagian depan dan dalam majelis  aula) berdiri beberapa rak kitab dan buku. Selintas melihat buku yang pernah penulis baca berulang, yaitu``` _"Laskar Pelangi"_ ```karya Andrea Hirata. Buku tersebut terselip di antara beberapa buku inspirasi lainnya, seperti: Menjadi Santri paling Bahagia, Aku Bersyukur menjadi Santri.

Pada rak yang lain terlihat kitab-kitab fiqih, seperti:``` _Mabadiul Fiqhiyah, Safinatunnajah, Riyadlul Badiah, Kasyifatussaja, Taqrib, Fathul Qorib, Bajuri, Fathul Mu'in, dyl._ ```Kemudian pandangan beralih kepada Pak Kiai yang selalu tersenyum dari saat menerima kami.

Setelah kami menyampaikan maksud bersilaturahim, mengunjungi beberapa santri yang juga siswa SMA Muhammadiyah Kota Serang, mengajukan beberapa program Pak Yai Hatta pun menanggapi dan menyambut baik rencana kami bermitra.

Selanjutnya kami menghangatkan suasana dengan melanjutkan obrolan tentang berbagai permasalahan, pendidikan, ekonomi, olahraga, politik yang ternyata Kiai yang masih muda ini menguasai bidang-bidang tersebut.

Pada salah satu bidang yang diobrolkan, Kiai Hatta mengungkap pernyataan sebagaimana tertulis pada catatan Akhir Pekan ini,``` _"Lebih baik Salah Mencintai daripada salah Membenci"._

```Menurut Kiai muda pernyataan ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, tentang kasus Tesis Kiai Imad, yaitu:``` _"Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia."_

```Kiai Hatta sebenarnya tidak mempermasalahkan qaul-qaul berkaitan nasab, baik yang pro atau kontra, karena di era digitalisasi ini semua bisa dilakukan untuk berbagi kepentingan sehingga berita benar bisa dibuat salah dan sebaliknya.

Tentang pernyataan judul pada tulisan yang penulis kutip saat obrolan dengan Pimpinan Ponpes Hubbul Qur'an. Lalu sang Kiai (Kiai Hatta) menukil ucapan Ibun Taimiyah, sebagai berikut:```

_"Sesungguhnya siapa saja yang mencintai seseorang karena orang tersebut menberinya sesuatu, maka dia tidaklah mencintai selain pemberian itu. Dan siapa yang mengatakan bahwa dia mencintai orang yang memberinya itu karena Allah, maka ini merupakan sebuah kedustaan, kemustahilan dan ucapan dosa. Demikian pula, sesungguhnya seseorang yang berkata mencintai orang lain karena orang tersebut sudah menolongnya, maka yakinlah bahwa dia hanyalah mencintai pertolongan tersebut, bukan mencintai orang yang sudah menolongnya itu."_

```Dan setelah penulis membaca artikel Kiai Imad,``` _"Membenci vs. Cinta"_ ```(https://www.uin-antasari.ac.id/membenci-vs-mencintai) berkaitan dengan ungkapan Kiai Hatta yang penulis jadikan judul pada catatan ini, maksud yang disampaikan Ibu Taimiyah tersebut menyadarkan kepada bahwa manusia itu sejatinya  sangat mudah untuk ditipu oleh kepentingannya sendiri.

Termasuk dalam hal ini adalah membedakan perihal yang baik dan perihal yang buruk. Kepentingan kita itu muncul karena adanya dorongan nafsu dan keinginan pada sesuatu yang sering tersamarkan dan dikemas karena kecintaan kita kepada Allah SWT.

Contoh nyata adalah seperti keinginan kita untuk dapat segera naik haji ke tanah suci Mekkah  sehingga kita berusaha dengan keras  untuk memanipulasi data kependudukan agar lebih cepat berangkat haji, pertanyaannya adalah apakah semua manipulasi atau tindakan itu karena sejatinya karena kecintaan kita kepada Allah atau karena apa. Barangkali hanya kita sebagai manusia yang melakukan tindakan manipulatif itu saja yang mengetahui jawabannya.

Kadang-kadang kita sebagai manusia  memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk menganggap bahwa yang sesuai dengan kepentingan atau keinginan kita adalah sebagai sesuatu yang baik, dan menganggap bahwa yang tidak sesuai dengan kepentingan kita sebagai hal yang buruk.

Demikian catatan Akhir Pekan Tim Pengembang SMA Muhammadiyah Kota Serang yang sebagian disarikan dari obrolan bersama K.H. Muhammad Hatta dan tulisannya K.H. Imaduddin Utsman.

```

Redaksi, Indra Gunawan Rawe

Posting Komentar

0 Komentar