Aktifitas Kegempaan Vulkanik Gunung Gede Cianjur-Sukabumi Naik, Amankah?

Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Gede di Kabupaten Cianjur mencatat aktifitas signifikan kegempaan vulkanik yang terjadi di Gunung Gede. Pencatatan tersebut mencatat terjadi 21x aktifitas Gempa Vulkanik Dalam yang terjadi pada 1 April 2025 dengan detail sebagai berikut

Pengamatan Kegempaan :
21 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2-47 mm, S-P 0.4-1.3 detik dan lama gempa 5-17 detik.

1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 39 mm, S-P 4 detik dan lama gempa 33 detik.

1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 44 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 400 detik.

Apa sih Gempa Vulkanik Dalam itu?
Yaitu suatu kejadian gempa yang tercatat di sekitar gunung api pada kedalaman diatas 20 km yang menandakan adanya pergerakan magma jauh dibawah gunung api. Gempa ini tidak akan terasa oleh manusia dan hanya tercatat oleh seismograph gunung api saja, kenaikan aktifitas kegempaan vulkanik dalam ini bisa menandakan adanya pergerakan magma dibawah gunung api dan jika jumlah kegempaannya meningkat pada hari kedepannya maka status gunung tersebut akan dinaikan ke Level II (Waspada).

Kegempaan vulkanik harian Gunung Gede biasanya berkisar antara 0-1x perharinya yang menunjukan aktifitas Normal pada status gunung tersebut karena saat ini status gunung tersebut berada pada Level I (Normal). 

Jumlah gempa vulkanik dalam pada 1 April 2025 tidak merubah status gunung tersebut menjadi Level II (Waspada) karena kejadian ini baru terjadi sehari saja dan jika kejadiannya berlanjut maka besar kemungkinan status gunung ini akan naik ke Level II (Waspada). Namun jarak aman berdasarkan  rekomendasi dari PVMBG adalah jauhi radius 600 meter dari Kawah Wadon guna menghindari adanya potensi asap beracun

Sehingga kesimpulannya untuk aktifitas Gunung tersebut adalah Aman/Normal

Sejarah Letusan Gunung Gede
Berdasarkan data GVP. Gunung Gede pernah meletus beberapa kali sejak tahun 1747 hingga yang terakhir tahun 1957 dimana letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1747-1748 (VEI 3), 1832 (VEI 3), 1840 (VEI 3), 1853 (VEI 3?). 

Tipe letusan Gunung Gede kebanyakan adalah hanya berpusat di kawahnya saja dan tidak menghancurkan lereng disekitarnya

Letusan Tahun 1747
Letusan pada tahun tersebut menyebabkan aliran lava yang berpusat di Kawah Lanang dan merupakan letusan terbesarnya. Namun tak ditemukan history catatan kerusakan atau korban jiwa

Letusan Tahun 1840
Letusan tersebut diawali oleh beberapa kali getaran gempa yang terasa diwilayah Sukabumi dan Cianjur, letusan berlangsung dari bulan November 1840 hingga Maret 1841 dimana kolom letusan mencapai tinggi hingga 2000 meter dan terlihat semburan api dengan ketinggian 50 meter di Kawah Lanang

Hujan batu yang turun akibat letusan ini menghujani pemukiman di Bogor dan Cianjur .

Letusan Tahun 1853
Letusan ini tercatat dalam skala VEI 3 dan menyebabkan kerusakan diwilayah Cianjur akibat gempa bumi dan asap letusan

Letusan Tahun 1864
Gunung Gede kembali meletus dan menyebabkan banyak pemukiman disekitar lereng gunung tersebut rusak, letusan didahului oleh gempa yang terasa kuat di Cianjur dan Sukabumi. Letusan ini juga menyebabkan dipindahkannya Istana Residen Van der Moor ke Bandung akibat kala itu Cianjur mengalami kerusakan

Letusan Tahun 1957
Letusan ini juga didahului oleh gempa bumi yang terasa diwilayah Bogor-Cianjur-Sukabumi dan gempa terus berlanjut mengiringi letusan2 selanjutnya. Tercatat kolom asap yang terjadi saat itu mencapai tinggi 3000 meter dan menyebabkan hujan abu dan kerikil diwilayah Cianjur

Jadi untuk masyarakat yang bermukim disekitar Gunung Gede untuk tidak panik mengenai aktifitas kegempaan vulkanik tersebut, karena Gunung ini dipantau 24 Jam oleh PGA setempat dan aktifitasnya akan terus diupdate serta status Gunung Gede saat ini adalah Level I (Normal)

Red"Yayat Hidayat Kaperwil Jabar"

Posting Komentar

0 Komentar