Serang -- bidikfakta.com,sudah terdengar dari semenjak dulu akan ada Masjid Agung di Pamarayan,banyak cerita mengaitkan itu adalah bagian dari sejarah Pamarayan.
Kini cerita tersebut seakan menjadi fakta,bangunan Masjid yang baru sajah selesai di bangun di lahan yang menurut informasi wakap dari seorang Dokter dengan luas di perkirakan mencapai ribuan meter.
Adanya bangunan Masjid yang sebagian masyarakat mengaitkan dengan sejarah Pamarayan,menjadikan dari berbagai kalangan sangat antusias,termasuk dari pihak sosial kontrol (media) tidak terlalu begitu berperan untuk mengawasi jalannya pembangunan itu.
Namun setelah Masjid itu selesai di bangun,banyak dari kalangan masyarakat yang mengatakan mirip mushola dan tidak sesuai dengan besaran anggarannya,hal itu memicu dugaan adanya penyimpangan sebagai ajang korupsi oknum pelaksana.
Saat di amati dan menurut keterangan warga yang tidak menyebut nama, bangunan seluas18X17 meter dengan luas ruangan 12X12meter di tambah dua bangunan jamban berikut tempat berwudu memang patut di pertanyakan.
Menurutnya bangunan itu menelan anggaran sekitar kurang lebih tiga miliar,namun bangunan ini di rasa kurang sepadan dengan nilai anggaran sebesar itu.
Dua miliar juga sudah mewah pak,bangunan seperti ini kalau menghabiskan biaya tiga miliar harusnya sudah tingkat dan lebih mewah,ini cuma satu lantai saja,lis atapnya sudah pada terbuka tembok sudah pada retak,ujarnya.
Sementara menurut dari beberpa anggota DKM yang sudah di mintai keterangan semua terkesan menutupi,mulai darimana anggaran berapa besar anggaran dan sebagainya,pihaknya tidak satupun bisa menerangkan secara transparan,diduga ada kongkalingkong di antaranya dan terkesan saling lempar.
Sampai tayangnya berita ini belum di ketahui dari CV apa sebagai pelaksananya,di lokasi juga tidak di temukan papan informasi proyek (PIP) padahal bangunan baru saja selesai pada bulan desember menurut H.KM, diduga sengaja di hilangkan untuk menghindari penilaian masyarakat tentang anggaran dengan bentuk fisik bangunannya.
Sebagai pran penting di pembangunan itu,inisial M.NS saat di konfirmasi terkesan menyuruh dan mengelak,tanya sajah ke perkim provinsi atau ke yang punya proyek,saya tidak punya pran di pembangunan masjid itu,dan apa yang di katakannya itu hampir senada dengan anggota DKM lainnya termasuk H KM yang seolah tidak tau apa-apa
Sangat di sayangkan pihak yang seharusnya tau dan dapat memberikan keterangan terkesan menutup-nutupi dan saling lempar.
Pembangunan Masjid sebagai tempat ibadah yang tidak mungkin di jadikan ajang korupsi,kini menjadi sorotan berbagai pihak,muncul dugaan-dugaan tidak benar terhadap pelaksana kegiatan dan hal ini patut di jadikan perhatian bagi para pemangku kebijakan di Provinsi Banten agar dapat segera di tindak lanjuti.
Reporter samu korlip.
0 Komentar