Qassim Soleimani : Tewas Dibom Saat Turun Dari Pesawat Irak.

foto: ilustrasi/ Mayor Jendral Qassim Soleimani. ist

Jakarta, Bidikfakta.com, Mayor Jenderal Qassim Soleimani berpangkat Perwira Tinggi Angkatan bersenjata di Iran dilaporkan telah meninggal akibat serangan udara yang terjadi di Bandara Internasional Irak. 

Jendral Qassim merupakan Komandan Korps Pasukan Elite di Iran, dengan pasukan Quds yang pernah bertempur di Aleppo Suriah. Jumat (3/1/20).

Kejadian itu terjadi ketika Jendral Soleimani baru turun dari pesawat di bandara Irak , seketika posisinya di Bombaridir. jasad Soleimani dapat diketahui dari cincin yang digunakannya. 

Dalam insiden ini, Wakil Komandan Milisi Syiah Irak ( PMF ) Abu Mahdi Al-Muhandis juga turut Meninggal. selain itu, Petinggi Milisi Kataib Hizbullah dan seorang petugas Protokoler Bandara Irak Mohammed Reda ikut tewas dalam insiden tersebut.

PMF menduga Amerika Serikat adalah dalang dibalik serangan tersebut, namun sampai saat ini AS belum memberikan pernyataan.

Jendral Soleimani sering di laporkan meninggal saat kecelakaan pesawat pada 2006 di Barat laut Iran, selanjutnya Ledakan Bom di Damaskus Suriah pada 2012, dan terakhir dalam pertempuran melawan pemberontak di Aleppo Suriah pada November 2015.

Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad. Insiden itu terjadi setelah AS membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.

Penyebabnya adalah AS menganggap Kataib Hizbullah menyerang markas pasukan AS dengan roket beberapa waktu lalu, dan menyebabkan anggota mereka terluka dan ada korban meninggal.

Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, menyatakan sudah memutuskan mengirim pasukan tambahan untuk menjaga kedutaan AS di Irak usai insiden tersebut. Dia juga menyatakan sudah menerima informasi akan terjadi serangan susulan terhadap seluruh warga AS di Irak maupun di Timur Tengah.

Kejadian ini kemungkinan akan semakin mempertajam pertikaian antara AS dan Iran. Penyebabnya adalah AS memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 (Joint Comprehensive Plan Of Action) dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi kepada Iran. Alasannya adalah terus melanjutkan proyek pengembangan rudal dan diduga terlibat dalam sejumlah peperangan, seperti Suriah dan Yaman.

Bahkan AS memasukkan korps prajurit elite Iran, Korps Garda Revolusi (IRGC), ke dalam daftar teroris. Iran yang mempunyai sejumlah sekutu milisi di Timur Tengah diduga menargetkan pasukan AS yang berada di Irak sebagai aksi balasan. Red-Rohman/ist.

Posting Komentar

0 Komentar